Selasa, 24 Maret 2020

simply what my heart says and sees #3 (My Dreams Come True??)

Sumber: www.google.com


             Setelah sekian lama menghilang, akhirnya blog ini hidup lagi. Udah lama banget pingin nulis, tapi banyak banget rintangannya, entah gangguan dari eksternal maupun internal (baca: mager).
           Oke, hari ini aku pingin cerita tentang impianku yang menjadi kenyataan. Allah itu bener-bener deh, Maha Baik. Allah baik banget sama aku huhuhu pingin nangis, terharu sekaligus malu. Allah udah baik banget sama aku tapi akunya masih suka males-malesan ibadah, astagfirullah.
              Setelah aku baca kembali bio yang tercantum di blog ini, aku dengan jelas menulis “A future world traveler & soon to be public accountant”. Aku lupa sih persisnya, tahun berapa aku tulis bioku itu, mungkin sekitar tahun 2016, pokoknya setelah aku duduk di bangku perkuliahan dan mengenal mata kuliah audit.
Sumber: www.hellowiniy.blogspot.com
              
              Suatu hal yang luar biasa ketika kamu mengulang sesuatu berkali-kali dalam otakmu, lalu menjadi kenyataan. Ya, aku selalu pingin bisa keliling dunia, dari SD bahkan, dari waktu pertama kali aku tahu kalau di dunia ini ada banyak negara lain selain Indonesia, aku langsung pingin tau, kaya gimana sih negara lain? Aku ingin menyaksikan secara langsung perubahan musim, orang-orang yang berbicara dalam berbagai macam bahasa asing, makanan-makanan yang berbeda, melihat tempat dan merasakan suasana yang belum aku ketahui sebelumnya.
              Pada pertengahan tahun 2018, aku ingat, saat itu aku sedang sibuk menyelesaikan tugas akhirku, sedangkan adik dan ibuku pergi berlibur ke Eropa. Ah, sungguh iri rasanya! Pada saat itu, aku meminta pada adikku untuk membuat suatu tulisan, kurang lebih isinya seperti ini: “2019 Wini nyusul ke Paris ya, aamiin”, tulisan itu diabadikan, dijadikan suatu postingan dalam Instagram dengan caption meminta doa teman-teman yang membaca agar mimpiku itu jadi kenyataan. DAAAANNN BOOOM! JADI KENYATAAN, 2019 AKU PERGI KE PARIS + BERKELILING KE BEBERAPA NEGARA DI EROPA.
              Tapi di sini, aku mau fokus untuk ceritain mimpiku yang kedua, yang masya Allah juga dikabulkan oleh Allah SWT. Berawal dari masa kuliah, tepatnya pada saat pertama kali aku mendapatkan mata kuliah Auditing 1. Awalnya, aku selalu bertanya-tanya, sebenernya audit ini apa sih? Kok susah banget dipahami. Banyak banget hafalannya, dan ga jelas. Kok aku bilang ngga jelas? Karena, aku ngga paham sih sama pelajarannya, jadi aku bilang audit ini adalah mata kuliah paling ngga jelas, paling susah, dan belum pernah aku mendapatkan nilai A dalam mata kuliah ini.
              Satu semester berikutnya, aku kembali mendapatkan mata kuliah ini, yaitu Auditing 2. Aku masih tetep aja belum paham, tapi aku pingin banget paham. Karena aku ngga paham, jadi menurutku ini adalah mata kuliah yang menantang, dan aku suka tantangan hehe. Aku terus menerus cari tahu, bahkan aku beli beberapa buku terkait auditing, aku berusaha pahami, aku berusaha dengarkan saat dosenku menjelaskan, tapi ya…. Mungkin aku kurang bekerja keras pada saat itu, jadi aku memperoleh nilai AB. Setidaknya ada peningkatan dibanding sebelumnya, pada mata kuliah Auditing 1, aku mendapatkan nilai B hahaha.
              Selama kuliah, aku mendapatkan mata kuliah auditing sebanyak 4 kali dan tidak ada satupun yang nilainya A hahaha, sedih tapi nyata. Tetapi aku cukup keras kepala dan bersikeras ingin terus belajar audit. Sejak pertama kali aku mendapatkan mata kuliah audit tersebut, aku langsung bercita-cita ingin menjadi auditor. Aku selalu berkhayal bekerja menjadi seorang auditor: berpakaian rapi, jalan-jalan, bertemu klien, bekerja dengan tim hingga larut malam, bertemu orang-orang baru, dan melakukan hal-hal menyenangkan (dan menantang) lainnya. Aku terus menerus mengulang mimpi itu dalam benakku.
              Oh iya, pada saat kuliah, aku juga diwajibkan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di suatu perusahaan. Kami boleh memilih perusahaan manapun yang kami inginkan, tetapi ya harus usaha dan cari sendiri sih. Bahkan dari h-5 bulan, aku sudah berusaha mencari-cari tempat magang, aku mendatangi berbagai kantor akuntan publik sepulang kuliah, atau pada saat ada jam kosong di kampus. Aku bahkan menelpon kantor-kantor akuntan publik di kota-kota lain di luar Bandung. Aku juga melakukan aplikasi secara online, baik melalui pengiriman email maupun melalui website. Aku mengirim CV ku ke berbagai kantor akuntan publik, aku selalu follow up baik melalui telepon maupun aku datangi secara langsung, berkali-kali sampai petugas di sana pun bosan. Namun hasilnya nihil. Aku gagal magang di kantor akuntan publik. Saat itu aku merasa cukup down dan ingin mengubur saja mimpiku untuk menjadi seorang auditor.
              Aku berusaha bangkit lagi dan tetap ingin belajar audit. Sampai pada akhirnya, aku memutuskan untuk mengambil topik skripsi audit dan memilih dosen pembimbing yang merupakan dosen audit juga. Padahal, ada banyak mata kuliah lain yang sangat aku pahami dengan baik dan selalu mendapatkan nilai di atas rata-rata, tetapi aku malah memilih topik yang “menantang”, hmm. Aku benar-benar buta, tidak tahu harus mengambil judul apa, tidak begitu ahli pula dalam pelajaran audit, tapi aku berpikir ya sudah nyemplung saja dulu, setelah ada di dalam kolam, aku akan tahu bagaimana praktik belajar berenang, setidaknya aku sudah punya dasar cara berenang dan tutor yang akan membantu membimbingku untuk berenang sampai ke ujung. Alhamdulillah, akhirnya aku berhasil lulus dan mendapatkan nilai yang cukup baik untuk tugas akhirku itu.
              Setelah lulus, aku mendapatkan beberapa panggilan kerja. Salah satu yang sangat menarik perhatianku adalah pada saat aku mendapatkan panggilan dari kantor akuntan publik yang cukup ternama di dunia. Namun, lagi-lagi aku harus melewatkan kesempatan besar itu, karena ada “cita-citaku yang lain” yang sudah di depan mata. Mau tidak mau aku harus memilih salah satu di antaranya, yaitu, pergi ke Prancis, atau memenuhi panggilan kerja tersebut. Aku sangat ingat, pada tanggal 24 November 2018, aku harus terbang ke Paris, sedangkan aku mendapatkan panggilan untuk hadir tes kerja pada tanggal 26 November 2018. Tentu saja aku harus memilih salah satunya, dan aku pilih untuk menjalani mimpiku satu-persatu, yaitu pergi ke Paris terlebih dahulu.
              Di tahun berikutnya, yaitu di tahun 2019, setelah aku pulang dari Prancis, aku kembali menjadi job seeker. Aku percaya, jika sesuatu memang ditakdirkan untuk kita, dia pasti akan datang, meskipun harus dijauhkan terlebih dahulu oleh jarak dan waktu. Aku sangat percaya hal itu. Meskipun begitu, aku tetap berusaha untuk menjemput rezekiku tersebut, meskipun dia memang sudah ditakdirkan untukku, tapi usaha harus tetep jalan, bukan?
              Di bulan September 2019, sekitar satu bulan setelah kepulanganku dari Prancis, aku menghadiri suatu acara yang diadakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Aku mengetahui berbagai acara yang diselenggarakan oleh IAI karena aku memang anggota aktif pada saat itu, sehingga aku seringkali memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan IAI. Pada saat itu, aku sangat ingin sekali datang ke acara tersebut, padahal acaranya di Jakarta, sedangkan rumahku di Bandung.
Sumber: www.iaiglobal.or.id
          
                   Aku bahkan datang ke sana sendirian. Awalnya, aku berniat menghadiri acara tersebut dengan beberapa temanku, tapi karena berbagai kesibukan pekerjaan dan perkuliahan, akhirnya mereka tidak jadi datang. Tapi tidak begitu masalah bagiku, toh setelah acara tersebut, aku masih akan bertemu dengan teman-temanku itu. Bagiku, acara ini adalah suatu kesempatan besar, dan aku berpikir mana tahu rezekiku ada di sini, jadi tidak masalah bagiku untuk datang sendirian.
              Acara tersebut diselenggarakan selama dua hari berturut-turut, terdiri dari berbagai rangkaian acara dan salah satunya adalah career fair. Di sana, terdapat berbagai kantor akuntan publik yang membuka booth. Aku mempersiapkan lamaran terbaikku dan melamar pada hampir seluruh kantor akuntan publik di sana. Setelah menunggu selama beberapa minggu, aku mendapat respon positif dari beberapa kantor akuntan publik, salah satunya adalah kantor akuntan publik dimana aku bekerja hingga saat ini. Dan tempatku bekerja saat ini adalah kantor akuntan publik yang sama yang pernah memberi kabar baik di tahun 2018 sebelum aku berangkat ke Paris.
              Aku seringkali pingin nyerah sama mimpiku sendiri karena kelelahan dan berpikir bahwa mimpiku ketinggian. Sekarang aku ingin kembali berusaha meraih mimpiku yang sempat tertunda juga, yaitu melanjutkan kuliah S2 ke Amerika/Inggris/Eropa/Australia dengan beasiswa. Banyak sekali rintangannya, tapi aku percaya kok, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mengabulkan doa. Aku percaya karena aku udah ngalamin sendiri, ngga ada yang ga mungkin kalau Allah izinkan, semuanya bisa terjadi, insya Allah. Oh iya, satu lagi yang penting banget sih, minta doa (dan restu) orang tua dan doa dari orang-orang juga. Semakin banyak yang doain, semakin banyak yang mengamini doa kita, maka semakin baikkkk. Tetep semangatttt dan semoga kita bisa meraih mimpi-mimpi kita yaa! Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar