Senin, 18 Desember 2017

# Others

simply what my heart says and sees #1

Aku memang belum pandai menulis, tapi aku selalu ingin belajar untuk menulis, mulai dari menulis kegiatanku sehari-hari, dan membuat blog meskipun masih jarang kusentuh. Aku ingin seperti dahulu, setiap kali ada yang melintas dalam pikiranku, kutulis dan kutuangkan dalam sebuah tulisan seperti cerita pendek misalnya. Dahulu tak pernah ada keraguan untuk menulis, bertumpuk-tumpuk buku catatan harian, tak pernah lelah kutuangkan dalam tulisan mengenai segala kenangan yang pernah kulalui, sekecil apapun itu selalu aku simpan, meski pun hanya setangkai bunga kering, meski hanya sepatah-dua patah kata dari seseorang, pasti saja selalu kuabadikan dan kuingat, hingga setiap detiknya selalu terdokumentasikan. Banyaknya cerita pendek dan puisi yang kucoba tulis, dan mimpi untuk bisa menerbitkan bukuku sendiri, memang rasanya seperti mimpi. Apakah kegagalan-kegagalan itu lantas menghentikanku untuk melakukan kegiatan positif ini? Rasa takut yang menghantui, bahwa kenangan yang didokumentasikan hanya akan menggali kembali luka yang pernah ada, benarkah begitu adanya? Berkali-kali menulis lalu ditolak media, lantas membuatku berhenti menulis? Berkali-kali putus cinta, lantas membuatku berhenti menyimpan dan mengabadikan segala kenangan?

Pertemuanku dengan seseorang yang tidak pernah kuduga, tepatnya di bulan Juni 2016. Meski hanya bertemu dalam dunia maya untuk pertama kalinya, telah mengembalikan harapan yang hilang, mengusir ketakutan akan luka di masa yang akan datang. Adilkah diri ini terus memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi? Adilkah dihantui luka masa lalu dan kemungkinan luka yang akan terjadi padahal itu hanya asumsi belaka yang bahkan belum terjadi? Bukankah asumsi kita bisa saja terjadi, jika kita terus memikirkannya? Seperti sugesti positif yang akan membawa kita ke arah yang positif selama kita terus berpegang teguh padanya?

Namun, terima kasih kepada segala kesalahan di masa lalu. Pembelajaran mengenai keikhlasan rasanya sudah menjadi napas bagiku. Ikhlas tentang keputusan Allah mengenai kehidupanku, membuatku semakin belajar untuk memperbaiki diri. Aku percaya bahwa Allah benar, wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik pula.

Siapa yang tidak memimpikan keluarga yang “sempurna”? Setiap orang pasti ingin memiliki keturunan yang shalih dan shalihah, ingin anak-anak yang berbakti kepada orang tua, ingin anak-anak yang cerdas, ingin anak-anak yang ini itu. Lalu pantaskah diri ini meminta masa depan yang indah tanpa disertai usaha yang sepadan? Aku ingin memiliki berbagai keahlian yang orang katakan brain, beauty, behavior. Bahwa cantik bukan tidak cukup bermodalkan fisik saja. Betapa malunya diri ini melihat sosok yang sangat kuat menjalani hidup mereka, bahkan bisa menginspirasi orang lain ketika bahkan mereka tidak seberuntung aku. Menjadi wanita “sempurna” pastilah impian semua wanita, tapi aku tidak ingin itu hanya menjadi impian semata. Misalnya, aku berusaha untuk belajar memasak, mulai dari memasak masakan yang mudah, aku belajar sedikit demi sedikit. Aku ingin kelak suamiku nutrisinya terpenuhi dengan baik, makan makanan enak dan bergizi setiap hari, yang tentu buatan tanganku sendiri. Masih banyak hal lain yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Semakin banyak belajar, justru semakin sadar bahwa ternyata banyak hal yang belum aku tahu di dunia ini, ternyata masih sempit pikiranku, ternyata masih dangkal ilmuku. Aku percaya, setiap keturunan yang baik pasti berawal dari orang tuanya. Dari sanalah, harapanku untuk memperbaiki keturunanku, tentu berawal dari memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu. Untuk melahirkan anak-anak yang cerdas, tentu ibunya harus cerdas dulu kan? Itulah yang membuatku tidak pernah lelah belajar, menuntut ilmu untuk dunia akhirat, aku ingin bisa menjawab setiap pertanyaan yang kelak akan anakku ajukan, menjadi contoh yang baik untuk lingkup kecil, dan berkembang dengan sendirinya.

"Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini. Maka aku putuskan untuk mengubah negaraku saja.

Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku.

Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri.

Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini." (Webminster Abey)

 Setiap hari adalah harapan baru, aku ingin setiap napasku, setiap detik yang berharga dimanfaatkan untuk mengubahku menjadi lebih baik. Lebih baik bukan berarti hanya baik untuk diri sendiri, tetapi untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. Memang berat, tumbuh di lingkungan yang membawa kita menjadi negatif, tetapi banyak pula hal positif yang bisa aku temukan di negeri ini, selain itu aku juga percaya, I believe that I can spread positive vibes around me, karena buktinya sudah banyak juga orang-orang inspiratif di negeri ini. "You must be the change you want to see in the world". Bermanfaat bagi sekitar bukan berarti harus langsung melakukan kegiatan besar yang termat sangat berpengaruh kok, lihat saja hal kecil, mulai dari menghindari ngomongin orang lain, membantu meskipun terlihat sederhana, mematuhi peraturan lalu lintas, mengingatkan orang kepada kebaikan, masih banyak hal kecil lain. Hal baik yang kita lakukan untuk diri kita sendiri yang berdampak baik juga untuk orang lain.

“Yang kita sebut sukses itu, bukan satu keadaan baik di masa depan, tapi urutan keadaan baik setiap hari.”

“Lakukanlah yang baik, maka kebaikan akan menghampiri kita, hidup itu menuai apa yang kita tabur.”

Beruntungnya aku bertemu seseorang yang satu visi, satu pemikiran, untuk selalu melihat kehidupan dari sisi baiknya, bahwa setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Semangat untuk terus meraih mimpi, ketika malas melanda, ingatlah kembali tujuan hidup. Semangat untuk memulai hal baik dari yang kecil. Semangat untuk mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Semangat untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada. Salah satunya, terima kasih kepada kamu, yang membuatku semakin percaya diri bahwa mimpi-mimpi besarku pasti bisa diraih dengan mulai mengubah kebiasaan buruk, dimulai dari hal yang sederhana. Semangat untuk revisi dan pengembangan resolusi 2018, buat ceklis apa aja yang udah tercapai dan harus terus dikembangkan. Yey! Bon courage!

One of the other quotes that I love,
Anak muda yang akan sukses besar, memang sering galau tapi jarang menyerah.
Dia sering menangis tanpa alasan dan tertawa geli tanpa sebab.
He he … memang terkadang orang tertukar antara dia dan pasien yang melarikan diri sebelum pengobatannya selesai, tapi seperti itulah ciri-ciri anak muda yang akan menjadi pribadi hebat di masa depan.
Dia mungkin miskin hari ini dan ditolak bahkan oleh wanita yang tidak cantik, tapi dia akan sukses dan dikejar-kejar wanita cantik dan gemulai dari kalangan dusun sampai kompleks gedongan.
Tapi dia akan mendewasa, dan tidak mudah silau oleh kecantikan bedak dan sasakan rambut produksi salon.
Dia mencari wanita yang indah hatinya, yang manja lebay tapi galak dalam membelanya, yang hati dan matanya dijaga hanya untuknya, yang memelihara kecantikannya yang sederhana itu sampai jauh ke masa tua, yang melahirkan anak-anaknya yang sehat, cedas dan lucu; yang akan membantu suaminya menjadi pribadi yang sukses dan berpengaruh, yang akan menjadi sahabat bagi kebahagiaan satu sama lain dalam umur yang panjang dan sehat.
Memang tidak mudah menjadi anak muda, karena kegagalannya adalah kegagalan masa depannya; dan semuda itu dia harus berhasil agar masa depannya mapan dan berwibawa.
Jiwa-jiwa muda adalah kekasih-kekasih Tuhan yang sedang dalam pembentukan.
Adik-adikku yang baik hatinya,
Bersabarlah. Sudah banyak petunjuk baik dari Tuhan, dari orang tuamu, dari para guru dan penasihat.
Patuhilah yang baik, dan hidupmu akan baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar